Sabtu, 17 Januari 2009

SALUT PADA BEM STAI NATUNA


Hari itu Munawir Ketua BEM STAI NATUNA berdiri gagah ditengah jalan dibawah terik matahari dan sapaan desiran angin utara tepatnya didepan jalan didepan kampusnya. Ada sekitar 5 sampai 8 orang anggota BEM ..berorasi untuk kepedulian terhadap warga GAZA di Palestina,mereka mengetuk hati kita semuauntuk membantu sedikit penderitaan saudara kita di GAZA yang lagi diuji ALLAH, laknatlah ISRAEL..........

Kamis, 15 Januari 2009

Posting dari Bong Jun


Buat para blona tolong sebar luaskan pesan ini melalui blog masing-masing sebagai bentuk bantuan dan dukungan moral kita terhadap saudara-saudara di Gaza.Kepada YthKetua MUI NatunaKetua Perstuan Haji Indonesia NatunaKetua Muhammmadiyah NatunaKetua Nahdhatul Ulama NatunaKetua LAM Natuna Ketua Aisyiyah NatunaMelalui :Bapak Harmidi, S.EKetua DPD KNPI NatunaDiRanaiDengan hormat,Seorang blona yang saat ini kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir menghimbau para blona dan warga Natuna untuk memberikan sumbangan untuk Gaza. Berikut postingannya :Sumbangan seribu perak juga kebanyakan kita sangat mampu melakukannya,donor darah bagi yg sehat juga merupakan bantuan berharga bagi warga gaza saat ini.Intinya kami mengajak laskar blona peduli hal ini setidaknya tahu permasalahan ini,karena kita selalu berhubungan dengan dunia maya,kami juga mengajak seluruh masyarakat Natuna agar memberikan bantuan semampunya untuk saudara kita korban kebiadaban zionis di Gaza walau hanya sebatas DOA.jangan remehkan doa,DOA adalah salah satu senjata dari bermacam-macaam senjada yang dimiliki ummat islam. selengkapnya kunjungi blona Nikmat di http://petanicilik.blogspot.com/ Sangat diharapkan inisiatif dan keikhlasan dari Pak Harmidi selaku Ketua KNPI Natuna untuk mengkoordinasi kepada pihak-pihak yang dirasa perlu untuk mengadakan gerakan dalam sekala yang lebih luas guna membantu saudara-saudara kita di Gaza.Salam hormat,bongjun

HARI GINI MASIH DUGEM


Pemuda harus berani maju menjadi pemimpin. Namun bukan kaum muda yang suka foya-foya dan suka dugem," kata Menpora Adhyaksa Dault.


Jika pemuda suka foya-foya dan dugem, menurutnya, maka lebih baik pemimpin yang tua namun bersahaja. Meski demikian akan lebih baik lagi jika kaum muda yang bersahaja. Kaum muda harus memiliki wawasan, punya visi dan misi, bisa mengartikulasikan keinginan masyarakat, serta mempunyai rekam jejak yang bagus.


"Saat ini memang sangat besar dorongan agar kaum muda menjadi pemimpin. Namun jangan hanya melihat popularitas saja, tapi juga harus mampu menyelesaikan masalah," kata Adhyaksa.


Saat Orde Baru, sambung dia, sirkulasi kepemimpinan nasional mandek dengan alasan untuk menjaga stabilitas. Kaum muda sulit maju menjadi pemimpin karena jika menyingkirkan yang tua, dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas.


"Akibatnya ada seorang menteri yang menjabat empat hingga lima kali. Namun sejak reformasi terjadi, dorongan agar kaum muda mengambil peran yang lebih besar meningkat," pungkas Adhyaksa

Faham Nasionalisme Pemuda Perlu Ditingkatkan

Indonesia sudah sejak lama menjadi incaran para konspirator. Tujuannya mereka ingin memecah belah bangsa dan menguasai segala macam sumber daya alam yang ada. Ada tujuh skenario yang hendak dilakukan dalam upaya memuluskan rencana itu. Indikasi itu sudah mulai terlihat. Maka seluruh komponen bangsa terutama para pemuda harus meningkatkan faham nasionalisme dan tidak melupakan sejarah. Apa saja indikasi yang hendak dilakukan konspirator tadi berikut paparan Dr. Ir. Pandji R. Hadinoto, Ketua Departemen Politik dan Hukum DHN'45 kepada Nuryaman dari Parle. Sejauh mana peran pemuda sebagai agen perubahan kehidupan bernegara dalam pandangan Anda? Pemuda memang selalu menjadi energi daripada perubahan dan pembangunan di negara manapun. Dalam kaitan dengan 2008 ini sebaiknya pemuda melihat agak jauh dalam sisi ketahanan nasional, seperti yang biasa disebut sebagai Ancaman, Hambatan, Gangguan dan Tantangan, (AHGT) terutama dalam tujuh aspek yaitu Ipoleksosbud Hankam atau Astagatra. Mengapa hal itu dianggap perlu? Begini saya melihat wawasan kebangsaan banyak diciderai. Ini tidak lain karena distorsi dari berbagai informasi. Jadi tidak ada salahnya kalau kita saling mengingatkan. Hanya bagi yang sadar seperti dari nasionalis 45, terutama dari Menteng Raya 31, kita merasa wajib untuk memberi pencerahan. Apalagi kita sebagai warga Jakarta, dikenal sebagai kota juang.
Tahun 1908 di Kwitang digelar kebangkinan nasional, sumpah pemuda sekarang dikenal Kramat Raya dan proklamasi digelar di Pegangsaan Timur 56 sekarang di kenal jalan proklamasi. Termasuk BKS sebagai cikal bakal TNI kita juga ditekadkan tanggal 23 Agustus bermarkas di rumahnya Subianto pamannya Prabowo. Jadi memang kita sebagai warga Jakarta sebaiknya tidak melupakan kewajiban sejarah ini untuk terus mengobarkan, meng gelorakan jiwa juang bangsa. Dalam kaitan 2008 dengan sumpah pemuda ini kalau kita lihat AHGT tadi, kita mencermati tahun 2012 ada sasaran untuk memecah belah Indonesia menjadi 17 negara bagian. Dengan tujuh skenario yaitu, memperlemah negara kesatuan Indonesia, menghapus idiologi Pancasila, menempatkan uang sebagai dewa, menghapus rasa cinta tanah air, menciptakan sistem multi partai, menumbuhkan sekularisme, dan membentuk tata dunia baru. Sejak kapan tekad itu dimulai? Sejak 1776 di Baslou Swis. Jadi mereka memang sudah lama ingin memetakan dunia dalam tatanan sesuai versi dan keinginan mereka. Mereka yang dimaksud siapa? Kalau menurut informasinya kita sering dengar istilah delusiverians konspiration atau konspirasi internasional. Jadi kita harus memahami memang ada ancaman semacam itu. Apa maksud mereka? Yang jelas ingin menguasai sumber daya ekonomi Indonesia. Ini sudah gerakan yang disebut perang generasi kelima. Non unifo rm combatan, serdadu yang tidak pakai uniform tapi sudah dilatih untuk mengacau balau bangsa kita. Mereka itu sudah sukses menurunkan John Perkins tahun 1971. Informasi terakhir mereka akan menyiapkan 20 ribu tentara resmi. Ini bukan sesuatu yang rahasia lagi publik sudah banyak mengetahui lewat media massa. Apa yang bisa dilakukan 2008 ini? Tentunya kita harus bisa melawan itu. Kami nasionalis 45 yang dari Menteng Raya 31 ini pada tanggal 18 Oktober yang lalu, ada tim tujuh yang berhasil merumuskan 7 resolusi sumpah pemuda. Selain tiga yaitu tanah air, bahasa dan bangsa, ada empat lagi yang perlu dijadikan pondasi yaitu; kita punya idiologi yang namanya Pancasila, UUD 1945 satu-satunya konstitusi buat negara, NKRI satu-satunya bentuk negara, bendera merah putih satu-satunya pemersatu daripada bangsa. Sejak kapan rencana konspirator tadi ingin memecah belah Indonesia? Sudah lama. Indikasi itu sudah terlihat, misalnya mereka ikut dalam merekayasa amandemen UUD 1945. Pada tanggal 25 lalu di TIM ada peluncuran buku mengenai rekayasa UUD 1945 tadi oleh Amin Ariyoso. Memang 25 Oktober kemarin ini secara serentak, ternyata kesadaran itu ada dimana-mana. Tanpa dikomando ternyata para komponen nasionalis 45 sudah bergerak. Jadi kesimpulannya pondasi rumah Indonesia ini perlu diperkuat dengan tujuh resolusi tadi. Masihkah pemuda menjadi agen perubahan sosial politik kita sekarang ini? Seharusnya demikian, ada beberapa pemuda yang sebetulnya mempunyai kesadaran itu. Terbukti waktu kita melaksanakan dialog lintas generasi 80 tahun sumpah pemuda beberapa waktu lalu banyak pemuda yang hadir dan mereka bisa memahami situasi dan kondisi saat ini. Jadi menurut saya kita tidak perlu kuatir, hanya memang dari sisi pemerataan kesadaran ini sebetulnya yang dikuatirkan. Memang populasi daripada penyebaran kesadaran ini kurang kuat tapi bu kan berarti tidak ada. Lantas bagaiman seharusnya pemuda merefleksikan perannya saat ini menghadapi konspirator tadi? Yang penting mereka mau belajar terutama dari generasi penerus seperti generasi 45. Karena seringkali pemuda sekarang merasa sudah bisa menjadi pemimpin, melihat dari sisi umur padahal sebetulnya kurang persiapan. Pemuda sekarang hanya sekadar bisa berekspresi, tapi sebetulnya tidak punya pengalaman misalnya mengelola satu masalah. Mereka bisa menulis, bisa berwacana tapi berbuat belum pernah bahkan belum diakui masyarakat luas. Sedangkan yang pandai dan sering menangani masalah malah tidak pernah muncul. Untuk melawan gerakan tadi apa yang harus dilakukan pemuda? Saya kira mereka harus meningkatkan faham nasionalisme. Salah satu caranya dengan memahami sejarah, karena Sun Tzu mengata kan untuk mengambil kebijakan ke depan harus bercermin dari sejarah masa lalu. Kalau dalam bentuk angka untuk membuat kebijakan hanya 20 persen dari upaya. Sedangkan 40 persen memahami masa kini, 40 persen lagi memahami sejarah masa lalu. Jadi 40, 40, 20 untuk mendapatkan 20 puluh yang sempurna. Itu rumusnya. Untuk inilah pemimpin pemuda dalam usia katanya siap menga mbil peran sebagai pemimpin memang harus belajar 40, 40 tadi. Bukan cuma sekadar bermimpi soal 20 tadi, bahkan cuma 10 atau 15 persen barangkali karena tidak cermat. Jadi memang masalah pemuda tidak bisa diredukasi menjadi soal umur secara biologis, tapi dilihat dari aspirasi. Belum tentu yang umurnya tidak muda lagi, jiwanya bukan pemuda. Masih banyak saya temui yang umur 70 pun masih berjiwa pemuda. Mereka itu ada di angkatan 45 dan 49, eks dari tentara pelajar dan pembela tanah air. Mereka masih berkenan memberikan pencerahan, menu larkan jiwa semangat nilai juang 45.

Selasa, 13 Januari 2009

KNPI Serukan Pengiriman Relawan ke Palestina Bukan untuk Perang


Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) menyerukan agar pengiriman relawan bukan perang tapi untuk bantuan kemanusiaan. KNPI juga mengatakan tidak semua agama membenarkan kekerasan seperti yang diakukan Israel ke Palestina.
"Kita harus anti kekerasan. Kita berharap yang pergi ke sana ikut menyelesaikan masalah bukan menambah masalah baru. Jadi bukan mengedepankan perang, tapi mengedepankan misi kemanusiaan membantu masyarakat sipil," kata Ketua Umum DPP KNPI Ahmad Doli Kurnia di sela-sela Perayaan Natal KNPI di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (9/1/2009) malam. Dalam kesempatan itu, Doli menyayangkan di hari ke-13, Israel terus melakukan serangan militer ke Palestina. "Ini tindakan yang kita kutuk semua, ini tindakan yang tidak manusiawi," jelasnya.Menurut Doli, perayaan Natal KNPI baru pertama dilakukan dengan tema 'Semua Jadi Satu'. Dengan tema itu pula menegaskan bahwa tidak ada suatu agama pun yang melegalkan dan mentolerir kekerasan dan kejahatan seperti di Israel. "Kami serukan kepada semua masyarakat di dunia untuk mengutuk praktek kekerasan dan kezaliman manusia kepada manusia lainnya. Ini pesan perayaan Hari Natal KNPI ini," tegas Doli.Sementara itu, Ketua Umum DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen (GAMKI) Dating Palembangan menyatakan, tidak ada satu agama pun yang melegalkan peperangan. "Atas nama Gerakan Angkatan Muda Kristen, kita serukan seluruh ummat beragama sama-sama berdoa agar tercipta kedamaian di Timur Tengah, kita tak punya pedang dan senjata, tapi doa perdamaian," jelasnya.Salah seorang Ketua DPP Barisan Muda Damai Sejahtera, Maruli Silaban menambahkan, perang bukan solusi menyelesaikan konflik. "Kami menyerukan untuk melakukan gencatan senjata, karena perang hanya akan menambah kesengitan dan kejahatan," tandasnya.

ORGANISASI KEPEMUDAAN JANGAN TRADISIONAL

Menteri Negara Pemuda (Menegpora ) Dr. Adhyaksa Dault, SH, M.Si, meminta agar pengelolaan organisasi Kepemudaan jangan hanya sekedar rutinitas dan tradisional karena mereka akan ditinggalkan anggotanya.?Tapi harus modern, kata Adhyaksa saat membuka tiga kegiatan sekaligus yakni Temu Pemuda Serantau I, Bakti Pemuda Internasional dan Rakernas Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) di Yogyakarta, Sabtu (2/6) malam. Sebagaimana disampaikan Humas Kantor Kemenegpora, di Jakarta.
Saat ini, banyak organisasi yang dikelola secara rutinitas dan tradisional sehingga tidak ada pembaharuan, tidak sesuai dengan tuntutan zama, maka akan sulit berkembang. Organisasi kepemudaan, katanya, harus memperhatikan pengembangan sumber daya manusia dan aturan main organisasi agar terus bias survive (bertahan). Dan tidak ditinggalkan anggotanya.
Walaupun aturan mainnya bagus namun SDM-nya buruk maka organisasi tidak jalan. Demikian pula jika SDM-nya baik namun aturan mainnya buruk, katanya. Organisasi kepemudaan, katanya, juga perlu memperbaiki permasalahan internal organisasi sebelum berperan ke arah yang lebih besar. Pada kesempatan itu Adhyaksa juga meminta Pemuda untuk siap menghadapi era ?Globalisasi tidak bisa ditahan sehingga harus dihadapi. Jika para pemuda tidak siap menghadapi globalisasi maka Indonesia hanya akan mudah dimanfaatkan oleh bangsa lain, paparnya. Adhyaksa mengharapkan Temu Pemuda Serantau dan Bakti Pemuda Internasional yang diikuti Pemuda dari Indonesia, Malaysia, Singapura,m Thailand dan Kamboja dapat meningkatkan kemampuan Pemuda dalam menghadapi globalisasi, dan dapat menyaring pengaruh buruk globalisasi.

DEKLARASI PEMUDA INDONESIA

Pemuda Indonesia adalah ahli waris cita-cita bangsa yang syah dan sekaligus adalah generasi penerus, yang telah ikut meletakkan dasar-dasar kermerdekaan bangsa Indonesia, dengan melewati suatu simponi perjuangan yang panjang.

Tapak-tapak sejarah dibelakang kami, adalah kesaksian yang paling nyata dan tonggak kebenaran, tentang usaha dan pengorbanan yang tiada taranya, telah memberikan kesadaran dan tanggung jawab pada kami untuk kami teruskan sebagai pesan suci.

Kami pemuda Indonesia menyadari sepenuhnya dengan khidmad menagkap getaran Sumpah Pemuda yang menggariskan dan mengejawantahkan tekad satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa dan piranti kesatuan dan kesatuan, lainnya: Sang Saka Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Bhinneka Tunggal Ika.

Kami bertekad untuk mengarahkan seluruh upaya dan kemampuan guna menumbuhkan, meningkatkan dan mengembangkan kesadaran kami sebagai satu bangsa yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dengan menjaga dan ikut serta melaksanakan haluan negara yang menjadi penuntun bagi langkah-langkah kemudian.

Oleh sebab itu pengabdian yang menjadi tanggung jawab kami selaku generasi muda masa kini adalah keharusan diri menyatukan tenaga dan pikiran untuk ikut serta mengisi kemerdekaan dengan lebih segera mempercepat pembangunan dan kemajuan masyarakat.

Kami menyadari sepenuhnya akan panggilan dan makna kami sebagai kaum muda adalah salah satu faktor penggerak untuk sesuatu yang lebih berarti bagi tercapainya cita-cita bangsa Indonesia, menuju jenjang yang lebih tinggi dan luhur, demi tercapainya masa depan yang lebih baik.

Dihadapan kami terbentang masa depan dan hasil pembangunan bangsa kami. Generasi muda dan hasil pembangunan adalah masa depan itu sendiri. Oleh karena itu, generasi muda, pembangunan dan masa depan adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Dengan rasa tulus dan ikhlas menyatakan diri berhimpun dalam langkah dan gerak bersama demi tercapainya cita-cita generasi muda Indonesia.

Maka dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami menyatakan dengan resmi berdirinya Komite Nasional Pemuda Indonesia.

Jakarta, 23 Juli 1973

Atas Nama Pemuda Indonesia: